“Mau liburan, enaknya ke mana ya?”

Kayaknya, pertanyaan itu hampir dipikirin sama setiap orang ya? Apalagi kalau udah sumpek dan butuh healing. Sayangnya nih, kadang-kadang duitnya udah ada, udah instal aplikasi ini itu kayak Traveloka tapi waktu dan kondisi yang nggak mendukung and vice versa. Hal itulah yang terjadi sama aku.

Semua rencana hanya tinggal wacana and it was sad! Ugh!

Kalau udah kayak gitu, alternatifnya adalah traveling ke kota terdekat, dan yang aku pilih adalah Solo.

Gimana ceritanya? Sini-sini, aku ceritain pengalaman traveling singkatku. Jangan di-skip ya!

Traveling Sehari ke Solo

Sesuai namanya, traveling-ku adalah traveling sehari. Sebenarnya, traveling ini agak berkedok sih karena niatnya nonton Lokananta Reload. Terus, karena udah di Solo, kenapa nggak sekalian traveling. Iya nggak?

Karena aku suka aktivitas, kayak jalan kaki, naik KRL, ketemu dan ngobrol sama orang sekitar, makanya aku lebih suka ke kawasan yang memungkinkan aku untuk melakukan itu. Suatu kebetulan karena saat itu bisa ngobrol bentar dengan turis asal Perancis. Beliau menceritakan bagaimana serunya traveling antar negara dengan kendaraan. Bagaimana beliau suka sekali dengan Thailand dan kesukaannya mengabadikan momen traveling dalam suatu video. Sederhana tapi sangat berarti.

Akhirnya, pagi itu diawali ke Keraton Surakarta. Tiketnya hanya Rp15.000 per orang dan di sini, aku bisa melihat berbagai benda bersejarah. Mulai dari kereta kuda hingga gamelan, dan beberapa benda tersebut adalah replika. Sayangnya, banyak benda bersejarah yang kurang terawat dan keterangan tentang benda sejarah yang kurang lengkap.

koleksi benda sejarah di Museum Keraton Surakarta
koleksi benda sejarah di Museum Keraton Surakarta

Dari Keraton Sukararta, aku meluncur ke Wesja untuk makan. Wesja ada di kawasan Kauman yang terkenal akan batiknya. Jadi, di sini, kamu nggak cuma bisa makan (menu makanan spesial berbeda setiap harinya dan harganya terjangkau), tapi juga memilih batik dan berfoto-foto. Seru banget!

Wesja di Kauman
Wesja di Kauman

Kalau bisa traveling kombinasi ala backpacker dan koper kayak gini, aku nggak bakalan nolak sih.

“Terus habis ini, mau ke mana?”

Kalau ditanya kayak gitu, pikiranku langsung ke satu tempat, yaitu Banyuwangi!

Rencana Liburan ke Banyuwangi

Indonesia kaya banget dan punya banyak banget tempat indah yang seenggaknya sekali seumur hidup harus dikunjungi. Salah satunya adalah Banyuwangi.

“Kenapa harus Banyuwangi? Kenapa nggak ke tempat lain? Raja Ampat misalnya.”

Aku juga pengen liburan keliling Indonesia. Dari ujung Indonesia barat ke ujung Indonesia timur. Sayangnya, waktu dan uang tidak memungkinkan.

Lalu, kenapa Banyuwangi? Ehm, entahlah. Sebagian orang menganggap Banyuwangi, terutama Alas Purwo (yang aku pengen banget kunjungi) itu angker. Mistis. Akan tetapi, coba deh, mengesampingkan hal mistis itu, Banyuwangi punya banyak banget tempat yang nggak akan kamu temukan di tempat lain. Kawah Ijen misalnya.

Lalu, mau ke mana kalau liburan ke Banyuwangi? Secara garis besar, aku cuma mau ke 2 tempat, Kawah Ijen dan Alas Purwo.

Menikmati Blue Fire di Kawah Ijen

Blue Fire di Kawah Ijen
Blue Fire di Kawah Ijen. cr: Unsplash/Zongnan Bao

Ketika menyebutkan pengen ke Kawah Ijen, tentu kamu tahu alasannya. Yap, pengen lihat langsung api biru di Kawah Ijen.

Gunung Ijen berada di 2 kabupaten, yaitu Banyuwangi dan Bondowoso. Gunung yang memiliki ketinggian 2443 mdpl ini punya 2 hal menarik yang pengen aku lihat, blue fire dan sunrise. (Siapa yang bisa nolak huhuhu!)

Sebenarnya, Gunung Ijen nggak cuma punya 2 hal itu. Jadi, biar kamu juga makin tertarik wisata ke sini, aku bagi beberapa hal menarik seputar Gunung Ijen, yaitu:

  • Punya kaldera 5.466 ha dan berkedalaman 200 m. For your information, kaldera di Ijen adalah kaldera terluas di Jawa lho!
  • Air kawah hijau tosca yang cantik nan mempesona itu, punya kadar keasaman mencapai 0. Sangat tinggi dan dengan tingkat keasaman ini, benda apapun bisa larut.
  • Blue fire karena gas belerang bertekanan tinggi dengan suhu mencapai 600 derajat celcius. Fenomena ini hanya ada 2 di dunia dan bisa dilihat pukul 02.00-04.00 WIB. For sure, harus mendaki malam dan kalau mau pemandangan terbaik, harus di musim kemarau.
  • Sunrise dan pemandangan terbaik ada di bulan Agustus. Kombinasi kuning keemasan plus hijau tosca dari air kawah Ijen jadi daya tariknya. Uh, eksotis banget!

Untuk menikmati keindahan tersebut, tentu, harus ada beberapa hal yang diperhatikan, di antaranya:

  • Tiket masuk Rp5000-Rp7.500 untuk wisatawan domestik dan Rp100.000-Rp150.000 untuk wisatawan asing.
  • Buka pukul 00.00-12.00 WIB.
  • Pakaian yang tebal. Seindah apapun tempat yang ingin dikunjungi, keselamatan tetap nomor satu.
  • Masker karena bau di sekitar Kawah Ijen sangat menyengat karena adanya belerang.
  • Track yang menanjak. Ini jadi PR penting bagiku yang udah jarang berolahraga. Normalnya, butuh waktu 2-3 jam untuk sampai ke atas, tapi kalau untuk aku, mungkin 4-5 jam baru sampai atas.
  • Jangan lupa bawa senter, kamera dengan memori yang besar dan logistik.
  • Gunakan alas kaki yang nyaman dan aman seperti sepatu gunung.

Duh, membayangkan hal itu aja udah semangat dan nggak sabar buat liburan ke Kawah Ijen.

Menjelajah Luasnya Alas Purwo

Savana Sedengan di Alas Purwo
Savana Sedengan di Alas Purwo. Cr: Unsplash/Marcel Ardivan

Pernah mendengar Taman Nasional Alas Purwo kan? Nah, tempat ini jadi salah satu wish list liburanku.

TN Alas Purwo berada di 2 kecamatan, yaitu Tegaldlimo dan Purwoharjo. Di kawasan ini, kamu bisa menemui berbagai jenis ekosistem, seperti hutan hujan tropis, hutan pantai, hutan bambu, hutan bakau, hingga padang rumput.

Sebenarnya, dibandingkan dengan wisata Kawah Ijen, berwisata di Alas Purwo jauh lebih menantang apalagi untuk yang baru mencoba untuk liburan ke sana. Ada beberapa alasan, di antaranya:

  • Belum ada kendaraan umum untuk ke Alas Purwo.
  • Punya wilayah yang luas banget, sekitar 434,20 km persegi. Nggak cukup 1 hari untuk liburan ke Alas Purwo.
  • Banyak banget tempat wisatanya. Mulai dari wisata religi, konservasi hingga wisata alam.
  • Waktu kunjung yang terbatas dan sebaiknya pas balik enggak mendekati malam.
  • Belum ada informasi yang jelas, menurutku, jika berkunjung lebih dari 1 hari di Alas Purwo.

Alas Purwo memiliki kantor pusat informasi. Jadi, kalau aku mau ke Alas Purwo, wajib banget buat ke sini dulu. Tanya-tanya cara yang aman ke sana dan menginap.

image
Peta Alas Purwo

Ada beberapa tempat wisata yang ingin aku kunjungi kalau ke Alas Purwo, di antaranya:

  • Savana Sadengan.
  • Pantai Pancur.
  • Pura Giri Selaka.
  • Pantai Plengkung atau Pantai G Land.
  • Hutan Bambu.
  • Pantai Trianggulasi.
  • Hutan Mangrove Bedul.
  • Pantai Ngagelan.

Kalau melihat daftar di atas, mustahil banget kalau hanya liburan 1 hari di Alas Purwo. Setidaknya perlu 2-3 hari kalau mau liburan ke sini. Sayangnya, belum banyak tempat menginap di sini dan ini jadi salah satu tantangan sih sebenernya. Harus pinter untuk membagi waktu dan memilih tempat tinggal sementara.

Rencana dan Itinerary Liburan ke Banyuwangi Bareng Traveloka

Memang hanya 2 sih tujuan utamanya, tapi ada tujuan-tujuan lainnya yang perlu diperhatikan.

Untuk waktu liburan, sekitar 4-5 hari. Jikapun molor, setidaknya hanya mundur 1 hari saja. Jadi total sekitar 4-6 hari. So, here is my plan!

Rencana Liburan ke Banyuwangi Bareng Traveloka

Kereta api menjadi pilihan utama untuk sampai ke Banyuwangi. Setelah dicek di Traveloka, aku dapat jadwal yang aku inginkan.

Jadwal Kereta Api dari Stasiun Klaten ke Stasiun Banyuwangi Kota (Karangasem)
Jadwal Kereta Api dari Stasiun Klaten ke Stasiun Banyuwangi Kota (Karangasem)

Sebenarnya, ada pilihan jadwal berangkat sore hari di Traveloka tapi nanti sampai di Banyuwangi jam 5 pagi. Kalau pilih ini, tentu harus istirahat dulu seharian dan ini malah bikin mager. Jadi, kuputuskan untuk ambil yang ekonomi dengan keberangkatan pagi. Biar sampai sana bisa istirahat bentar terus naik.

Untuk sampai ke Kawah Ijen, perlu jasa rental kendaraan. Mungkin aku akan mengajak 1-2 orang temanku agar biaya rental bisa lebih murah.

Jarak dari Stasiun Banyuwangi Kota ke Kawah Ijen sekitar 1,5 jam. Jadi, jika melihat jadwal tersebut, sampai Ijen sekitar pukul 21.30 WIB. Sesampainya di sana bisa beristirahat sebentar sebelum memutuskan untuk naik pukul 23.00 WIB.

Like what i said before, aku butuh waktu lebih lama untuk naik. Jadi, kalau naik pukul 11 malam dengan estimasi perjalanan sekitar 4-5 jam, maka akan bisa sampai ke atas sekitar pukul 02.00-03.00 WIB. Masih bisa menikmati blue fire dan sunrise di sini.

Kemudian turun maksimal pukul 06.00-07.00 WIB. Jadi, bisa sampai bawah maksimal pukul 12.00 WIB. Nantinya, akan menginap di hostel untuk semalam.

Room Hostel Banyuwangi via Traveloka
Room Hostel Banyuwangi via Traveloka

Pemilihan hostel bukan tanpa alasan. Ini karena aku hanya akan beristirahat sebentar sebelum melanjutkan liburan ke Alas Purwo. Dari hostel, aku juga bisa lebih dekat ke pusat informasi Alas Purwo yang ada di Kebalenan, jalan-jalan hingga kulineran. Lebih efisien.

Esoknya, aku bisa menyewa rental untuk sampai ke Alas Purwo dan berkeliling. Karena rencananya di Alas Purwo sekitar 2-3 hari, maka aku perlu tempat menginap.

Sebenarnya, di Puncur terdapat camping ground. Mungkin, aku bisa menyewa atau membeli tenda dan beristirahat di situ. Opsi lainnya, menyewa penginapan seperti di Jawa Jiwa G-Land via Traveloka tentunya.

Jawa Jiwa G-Land jenis Bungalow via Traveloka
Jawa Jiwa G-Land jenis Bungalow via Traveloka

Dengan Holiday Stay di Traveloka, tentu, aku berharap bisa menikmati keindahan G-Land lebih lama sebelum akhirnya pulang.

Di hari terakhir, aku ingin jalan-jalan di sekitaran Stasiun Banyuwangi Kota. Ada banyak tempat wisata seperti Pantai Boom, mal, tempat unik dan yang lainnya yang bisa dikunjungi.

Untuk menginap, pilihan Samar Wulu Guest House Syariah jadi pilihan. Selain harga sewa per malam yang cukup terjangkau, jarak ke Stasiun Banyuwangi Baru pun cukup dekat, sekitar 1 km saja. Jadi, aku nggak perlu terburu-buru untuk mengejar kereta.

Samar Wulu Guest House Syariah via Traveloka
Samar Wulu Guest House Syariah via Traveloka

Sedangkan untuk pulang, lagi-lagi, Traveloka jadi pilihan untuk mengecek dan booking tiket pulang.

Jadwal kereta dari Stasiun Banyuwangi Kota ke Klaten via Traveloka
Jadwal kereta dari Stasiun Banyuwangi Kota ke Klaten via Traveloka

Ada 2 pilihan keberangkatan dari Banyuwangi ke Klaten. Aku sendiri prefer berangkat dengan Wijayakusuma dengan keberangkatan pukul 11.46. Jadi, aku nggak perlu terburu-buru mengejar jadwal kereta hehe.

Itinerary Liburan ke Banyuwangi Bareng Traveloka

Jadi kalau dibuat itinerary dari rencana yang aku paparkan buat liburan bareng Traveloka, yaitu:

  • Day 1: Kawah Ijen
  • Day 2: istirahat, kulineran, jalan-jalan dan ke pusat informasi Alas Purwo
  • Day 3: Alas Purwo seperti ke Savana Sadegan, Pura Giri Selaka, Hutan Bambu, Hutan Mangrove Bedul.
  • Day 4: G-Land, Pantai Trianggulasi, Pantai Ngagelan.
  • Day 5: kulineran, jalan-jalan

Jika melihat jadwal di atas, budget paling banyak ada di sewa kendaraan dan penginapan di dekat G-Land. Setidaknya aku harus menyiapkan budget 2-3 jutaan rupiah untuk sewa kendaraan dan penginapan. Belum lagi untuk kebutuhan tiket dan keperluan lainnya.

But, sekali aja, life in my way dengan jalan-jalan dan liburan ke tempat yang aku inginkan bareng Traveloka. Jadi, kamu juga jangan takut buat sesekali #LifeYourWay. Siapa tahu, kamu akan menemukan pengalaman seru yang akan kamu nikmati sekali seumur hidupmu!