disclaimer: saya disini sebagai salah satu orang yang bertetangga dan yang saya tuliskan adalah pengalaman saya, dari sudut pandang saya dan bukan memojokkan atau menjudge siapapun

========================================

Pernah mendengar kata hiperaktif pada anak? Kita mengenalnya sebagai sikap anak yang sangaaattttt aktif. Kondisi ini membuat anak tidak bisa diam dan tenang.

Hiperaktif ini sendiri bisa dialami siapa saja. Jadi, nggak cuma anak-anak namun juga orang dewasa. Untuk tahu apa itu hiperaktif sebelum saya curcol, simak info berikut.

Apa itu Hiperaktif?

Hiperaktif adalah kondisi dimana seseorang, bisa anak-anak bisa juga orang dewasa yang tidak bisa diam. Kondisi yang tak bisa diam ini termasuk sebagai gangguan ADHD (attention deficit hyperactivity dissorder).

Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Misalnya gangguan tiroid, otak, gangguan syaraf pusat. Perlu penanganan untuk mengatasinya misalnya agar tidak terlalu hiperaktif.

photo 1504626877899 b3670586ac9f

Ciri orang yang mengalami ADHD adalah:

  • Perilakunya impulsif.
  • Susah untuk berkonsentrasis.
  • Berkata-kata tanpa berfikir.
  • Kesulitan untuk menginat informasi.
  • Rentang perhatian yang pendek.

Lalu, apa bedanya dengan anak yang aktif? Tidak semua anak aktif itu termasuk sebagai anak yang hiperaktif. Ada perbedaan yang perlu Anda tahu, yaitu:

Anak hiperaktif cenderung anak yang tidak bsia berkonsentrasi pada apapun. Sedangkan anak yang aktif bisa berkonsentrasi, setidaknya pada 1 hal atau perhatian saja.

Anak hiperaktif sering menyela atau menginterupsi pembicaraan orang lain dan berbicara dengan tone tinggi dan cepat. Sedangkan anak yang aktif mudah diajak berbicara dan mengangkap kosakata dari pembicaraan.

Anak hiperaktif lebih sensitif pada apapun, seperti perasaan. Sedangkan anak aktif lebih mudah menjaga perasaan. Ia akan menangis jika dalam kondisi tertentu misalnya marah, kesal, sedih.

Anak hiperaktif tidak suka berbagi dan mengalah. Sedangkan anak aktif mudah diterima karena bisa sabar dan mengalah.

Anak hiperaktif tidak mudah lelah bahkan sedikit tidur. Anak yang aktif jika lelah akan bersitirahat dan tidur.

Apa Kondisi ini Bisa Ditangani?

Bisa. Penanganannya tergantung dari kondisi dari orang tersebut dan hanya dokter yang bisa mentukan penanganan mana yang tepat.

Namu, penanganan kondisi orang yang hiperaktif perlu dukungan terutama keluarga. Selain itu juga perlu dukungan dari orang sekitar.

Bagaimana dengan Saya?

Oke, kembali ke masalah utama. Dari penjelasan yang saya tuliskan (sumber dari hallosehat, sehatq, dan alodokter), setidaknya sudah tahu bedanya anak aktif dan hiperaktif.

Di lingkungan tempat tinggal saya, ada anak, cucu tetangga, yang datang dari daerah lain. Semua orang tahu kalau anak-anak sebagian besar aktif. Suka bermain bahkan teriak.

Sayangnya, tetangga saya ini lebih dari itu. Dia bisa beteriak hampir setiap hari, memainkan permainan tanpa terkontrol hingga pernah memecahkan gelas karena gelasnya kotor. (huwatt?!)

Sebagai orang yang menjadi tetangganya, kalau ada anak kecil yang main di sekitar rumah trus teriak-teriak, ini wajar. KALAU, hanya sekali dua kali dan nggak hampir setiap hari selama 3 bulan lebih!!!

“Lho kok nggak kasih tahu keluarganya aja?”

Ya kamu pikir kita, orang yang jadi tetangganya nggak dikasih tahu?

Jawabannya simple, sambil ketawa bilang, “anaknya emang aktif. Hiperaktif!”

Sampai 2 hari ini puncaknya. Tuh anak terak dari pagi. Mana keluarganya juga ikutan tereak.

Hello, yang tinggal di sini bukan cuma keluarga Anda saja, disini juga idup dan sedang berkutat dengan kerjaan. Dikira bisa apa ya kerja tapi backsoundnya anak yang tereak-tereak.

Sampai tadi, bapak saja negur (lebih tepatnya ‘nggetak’) ke anak itu karena udah tereak-tereak, mainan ditarik kesana kemari. Nah si anak nangis dong ya.

Ribut dah tuh bapak sama keluarganya anak itu. Si neneknya nggak terima, bilang bakal ngebersiin tempatnya padahal bapak tuh negur buat main ke tempat lain. (ini si neneknya nggak ngerti bahasa atau terlalu emosi, jadi miskom).

Trus bilang, “namanya anak-anak ya aktif! Ini tuh anaknya Hiperaktif! butuh penanganan!”

Bapak saya jelas nggak terima dan nanya kok nggak cerita. Trus tuh neneknya bilang, “Aku tuh dah bilang. Kamu aja yang nggak ndenger!”

“Emang njenengan ngomong ke saya?”

Trus nenek dan keluarganya yang masih marah ke keluarga saya, masuk ke rumah.

Sesal saya cuma satu, kenapa si nenek nggak ngomong dari awal. Misalnya nih, “cucu saya baru datang dengan kondisi hiperaktif, jadi maaf kalau nantinya sering mengganggu atau melakukan hal yang impulsif.”

Tanpa ada pengakuan tersebut, orang nggak akan tahu kondisinya dan bakalan buruk juga buat anak. Orang yang nggak tahu akan bilang anak itu nakal dan ndableg atau keluarganya yang nggak becus buat ngasih tahu anaknya.

Sesimple memberi tahu tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya apa tidak bisa?! Apa karena malu atau dianggap aib makanya tidak dikasih tahu agar orang lain juga mengerti?

Anda hidup bertetangga dan pastinya apa yang Anda lakukan akan berpengaruh pada tetangga lainnya. Kita nggak hidup hanya butuh agar orang lain mengerti namun agar Anda juga mengerti orang lain.

Apalagi di sekitar saya ada anak yang masih sekolah. Mereka butuh konsentrasi.

Iya kalau anaknya bener hiperaktif, sesuai dengan diagnosa dokter lho ya, kalau hanya sebatas anaknya aktif dan tidak bisa diatur? Apa Anda juga akan menganggap anak itu hiperaktif? Padahal hanya aktif dan tidak mau mendengar dan cuma ingin agar anaknya bebas bermain dan senang.

Berlindung pada kata hiperaktif itu kasian anaknya lho.

Jadi stop untuk meminta agar orang mengerti kalau Anda sendiri tidak membuat diri Anda untuk dimengerti!