Di siang hari yang rada-rada mendung dan mendukung untuk goleran bin sosmed-an, aku melihat suatu postingan yang membuat dadaku mak jegaging! Antara kaget, nggak percaya dan exited.
ERK BAKAL MANGGUNG LAGI! Dan… kali ini manggungnya di Solo! Di Lokananta Record tepatnya untuk event Lokananta Reload.
Wuahhh! Seneng pake banget! Apalagi, line up-nya keren-keren.
Saking senengnya, langsung share ke temen dan tanpa babibu lagi, kita cuss pesen tiketnya daripada kehabisan. Harap maklum karena tiketnya affordable!
Tiket udah dapet, tempat tidur udah dapet, tinggal satu pintaku. Please, jangan hujan!
Tapi, alam punya cerita lain dan here is my story.
Apa Sih Lokananta Reload Itu?
Pertama kali tahu ERK (Efek Rumah Kaca) bakal manggung, hal pertama yang aku cek adalah, ini event apa sih? Kok tiba-tiba ada ERK yang nangkring jadi line up-nya?
Terus baca di Instagram dan Twitter, ternyata mereka manggung buat Lokananta Reload.
Honestly, aku cuma tahu Lokananta dan aku bukan seseorang yang paham soal musik. Saya cuma penikmat!
Awalnya aku mengira Lokananta Reload hanya sebatas tema event-nya. Terus pas acara ada sarasehan yang dihadiri oleh Candra Darusman (musisi), Waljinah (musisi keroncong), Erick Thohir (Menteri BUMN) dan Gibran Rakabuming Raka (Walikota Solo). Dari sarasehan tersebut, baru tahu dong kalau Lokananta Reload tuh kayak penanda atau restarting over Lokananta yang lama mati suri.
Bisa dikatakan kalau Lokananta Reload adalah perayaan tanda dimulainya kembali atau bergemanya kembali musik di Studio Lokananta. Nantinya, akan ada revitalisasi Lokananta yang ditargetkan rampung pada bulan April 2023.
Pantes, pas masuk area konser tuh aku ngelihat ada masterplan di situ. Emang nggak nggagasan saya ini! Aduh!!!!
Kebayang dong, Lokananta yang awalnya punya kesan jadul dan nggak terawat bakalan cakep dan kelihatan modern!
Setelah revitalisasi, diharapkan Lokananta akan menjadi pusat atau sentra kreativitas dan niaga. Nggak cuma musisi aja nih yang bisa menggunakan Lokananta tapi juga pengusaha mikro kecil dan menengah. Lokananta juga diharapkan bisa menjadi destinasi wisata edukasi untuk masyarakat.[1]
Jadi, buat yang minim info atau buta musik macam saya nih, bisa belajar atau seenggaknya menambah pengetahuan tentang musik, terutama musik Indonesia.
Wihhh, jadi nggak sabar nunggu Lokananta direvitalisasi!
Line up dan Tiket Lokananta Reload
Ohkay, back to the show!
Satu alasan utama aku nonton Lokananta Reload adalah karena Efek Rumah Kaca. Kapan lagi coba bisa nonton ERK dan di Solo?! Dalam hatiku, aku teriak, “Inilah kesempatanku!”
Tanpa ragu lagi, aku langsung share ke temenku, berharap dia juga mau nonton and thanks God, akhirnya, ada yang mau!
“Nggak, nggak papa kok Mbak. Aku juga suka ERK,” kata Mb Wik. Betapa terharunya aku, akhirnya ada cewek yang sefrekuensi dan suka ERK!
Habis itu, baru ngecek siapa aja line up-nya. Ternyata, selain ada ERK, ada Padi Reborn (akhirnya bisa keturutan liat Padi!), dan Endah Laras. Selain itu, ada pula Teori, Cantigi, Nabila Maharani, Rhym Protect Collective dan berikut line up-nya.

Lalu, berapa tiketnya? Ada 2 jenis tiket, yaitu early entry seharga Rp50.000 dan regular seharga Rp75.000. Dengan harga tersebut dan line up yang keren abis, it was worth it! Pake banget!
Awalnya mau milih yang early bird. Maklum ya, mencari yang hemat! Tapi, pas aku cek di Loket.com, tiket early bird udah ludes! Nggak kaget sih.
Akhirnya, kita berdua, iya, cuma berdua memutuskan untuk membeli tiket yang tersisa. Regular ticket. Untungnya nih, sebagai pemegang tiket regular, kami berdua bisa masuk kapan saja.
Nggak kebayang sih kalau dapet yang early bird, kami berdua harus masuk sebelum pukul 3 sore. Duh, bisa pasti nggak keburu sampai venue! FYI, e-ticket udah bisa dituker dengan gelang mulai pukul 13.00 WIB.
Setelah tiket di email, kami berdua kayak nggak sabar nunggu besok hari Minggu. Kami udah ngedaftar apa saja yang harus dibawa sampai mau nginep di mana. Seniat itu kami berdua!
H-3, rundown akhirnya keluar. Awalnya, kami berdua sebenarnya menduga kalau Padi nih yang bakalan keluar terakhir. Ya secara gitu, band besar Indonesia. Tapi ternyata, ERK dong yang keluar paling akhir.
Like… what? Really? ERK yang paling akhir?
Bukannya gimana-gimana, biasanya, kalau ada event begini, band indie kayak ERK akan keluar dulu, baru band nasional kayak Padi Reborn. Tapi ini…. ah bodo amatlah! Yang penting bisa nonton ERK!

Setelah ngelihat rundown-nya, kami berdua memutuskan untuk datang menjelang magrib.
Drama Payung dan Guyuran Hujan di Lokananta Reload

Sebelum kita nonton konser, tentu, kita berharap akan berjalan mulus kayak jalan tol atau wajah yang dikasih retinol. Sayangnya, memang Tuhan yang berkehendak.
Kami udah sampai di tempat nginep, udah makan dan goleran sambil nonton TV. “Mb, kita berangkat jam 5-an aja ya,” kata Mbak Wik.
Oke, kami berangkat jam segitu dan tanpa kami duga, ternyata udah ujan dong!
Kebayang nggak sih harus jalan ke venue pakai payung terus nontonnya pakai jas hujan. Emang, kami udah nyiapin jas hujan tapi pergerakan jadi nggak leluasa.
Akhirnya, kami berangkat bawa payung dan drama nggak berhenti di venue.
Sesampainya di venue, aplikasi Peduli Lindungi saya harus diperbarui dan memori HP saya sudah sekarat! Kebayang nggak itu sebelnya gimana?
Aku harus hapusin memori, cache sampai hapus data aplikasi biar aku bisa update!
Mau pakai Tokopedia, ternyata udah nggak ada fitur Peduli Lindungi. Pakai BNI Mobile tapi Ya Allah, aplikasinya nggak mau diajak kerja sama. Eror mulu!
Udah ujan, aplikasi eror, nggak bisa update, diliatin banyak orang! Rasanya tuh, sebel banget ih! ERK, ini perjuanganku buat nonton kamu! (Cih lebay amat yak saia!)
Akhirnya, bisa login, tapi semesta belum selesai dengan dramanya. Drama selanjutnya adalah payung!
Payung nggak boleh masuk venue! Alasannya untuk keselamatan dan biar nggak membahayakan orang lain.
Sayangnya, nggak ada tempat penitipan barang di sini. Satu-satunya tempat yang bisa dititipin adalah di tempat penukaran tiket. Tentu dengan konsekuensi, panitia nggak menjamin kalau barang hilang.
Aku udah, “Ya udah deh, titipin. Kalaupun payung itu tetep jodohku, payungnya nggak bakalan ilang kok!”
Oh ya, panitia nyediain jas hujan plastik berwarna yang bisa kamu pilih sesuka kamu biar kamu tetep kece pas nonton konser. Ada pink, hijau, biru, kuning. Semuanya ada!
Setelah drama payung yang cukup memakan waktu, aku harus melewati pemeriksaan barang. Untung lolos walaupun ada suedikit drama lagi.
Sesampainya di dalam, akhirnya, kami berkeliling. Ada photobooth, masterplan revitalisasi Lokananta, food trucks hingga produk UMKM. Lumayan, bisa beli buat pengganjal perut biar nggak kelaparan dan hilang energi saat konser.
Mbak Wik kemudian memutuskan untuk membeli pastel dan teh hangat. Sayangnya nih, nggak lama setelah itu, hujan makin deres.
Kami berdua kemudian memutuskan untuk menggunakan jas hujan milik kami sendiri yang berwarna putih. Mungkin kalau kami disatukan dengan yang lainnya, kami bisa jadi Power Rangers yang solid. Ada pink, hijau, biru, kuning dan putih.
Agar pastel tidak semakin mengkerut dan teh hangat yang airnya semakin bertambah, kami memutuskan untuk berteduh. Makan minum sambil menonton Nabila dari jauh.
Menjelang akhir performa, Mbak Wik memutuskan untuk maju. Menikmati performa Nabila dari dekat dan saya hanya bisa bilang, “Mb Wik, aku nanti minta fotonya ya.” T.T
Saat magrib, waktunya break dan hujan makin deras.

Tuh, kelihatan nggak derasnya hujan dan beceknya tanah di venue tuh gimana? Walaupun begitu, kami memutuskan untuk maju ke barisan tengah (menurut kami) buat nonton Endah Laras selepas magrib.
Terbilang nekat tapi kalau cuma diem di pinggiran ya ngapain? Udah terlanjut basah, ya udah, basah-basahan aja sekalian. Iya nggak?
Syahdu tapi Menggebu di Lokananta Reload
Keputusan buat hujan-hujanan ternyata tidak salah. Yang salah adalah saya yang pakai kacamata, masker dan HP kentang dengan memori yang sudah sekarat!
Endah Laras, Woro dan timnya berhasil membawakan lagu keroncong dan penonton berdendang serta bergoyang. Performa apik nan menggebu membuat kami seakan terlupa kalau kami berada di bawah guyuran hujan yang cukup deras.
Gimana bisa nggak terhipnotis, suara merdu, lantunan keroncong yang walaupun aku nggak pernah dengar berhasil menyita perhatian. Belum lagi, Endah Laras yang njathil (membawa jaran kepang) di atas panggung. You need to watch her perform! Live! Seenggaknya sekali seumur hidup.
Sayangnya cuma satu, kacamataku berembun! Udah dilap, berembun lagi, dilap, berembun lagi. Capek akutu! Buat yang pake kacamata, pasti tahu derita ini.
Akhirnya, mau nggak mau, kulepas kacamata dan menikmati performa yang terlihat blur di mataku.
Saking deresnya hujan, aku nggak bisa terlalu sering buka HP untuk motret atau mengabadikan momen saat konser.

Selepas Endah Laras, ada break buat shalat Isya dan dilanjut dengan sarasehan.
Ngomong-ngomong sarasehan (bukan Sarah Sechan), di kanan venue (kalau dari arah pintu masuk) ada area VIP. Area tersebut kosong hingga menjelang sarasehan.
Aku sama Mbak Wik nggak tahu kalau bakal ada sarasehan dengan beberapa tamu VIP seperti Erick Thohir, Gibran, Waljinah, dan Candra Darusman.
Selepas itu, penonton mulai berjubel ke depan. Rasanya aku pengen bawa egrang biar bisa nonton leluasa tanpa terhalang pentonton yang lebih tinggi. Hk, derita orang pendek T.T
Tak lama, Padi Reborn manggung. Beberapa lagi hits seperti Sobat, Mahadewi, Kasih Tak Sampai hingga Harmoni dilantunkan band asal Surabaya ini.
Selama Padi Reborn manggung, bukan kayak nonton konser sih, tapi karaokean, jamming bareng Padi Reborn! Gimana enggak, hampir semua penonton ikutan nyanyi, berteriak sepenuh hati kayak melepas beban di hati pas Padi nyanyi. (kok jadi kayak ngerap yak kalimatnya?)
Aku bahkan nggak tahu seberapa lama aku mulai jingkrak-jingkrak, head banging sama nge-sway karena lagunya Padi Reborn tuh enak banget.
Kami juga nyalain flashlight pas Padi nyanyi. Duh, romantis dan mellow abis!
Rasanya kurang puas karena kurang banyak lagunya. Pengen ada encore-nya gitu. (Ya, elu cuma bayar 75K tapi minta banyak lagu! Kalau mau puas, dateng ke konsernya!)
Ada sesi foto bareng. Padi di panggung, aku di jajaran penonton. Nggak papa nggak kelihatan, yang penting foto bareng Padi Reborn.

Sesuai dugaan, begitu Padi selesai manggung, banyak penonton yang memilih mundur. Kebanyakan cewek sih dan yang cowok nyelip-nyelip maju.
Untungnya, di samping dan belakang kami ada beberapa cowok yang kayak ngejagain padahal depan kami kosong (mungkin udah mager sih itu). Malesnya nih, ada beberapa yang ngerokok dan nge-vape. Itu kalo rokoknya kena orang gimana? >.<
Nggak cuma itu, ada beberapa orang yang entah sadar atau enggak loncat-loncat di genangan air. Mana ada mbak-mbak yang pakai celana putih dan kena cipratannya lagi! Aduh! Untungnya, orang itu langsung berhenti. Mungkin dia mendengar aku dan Mbak Wik nyinyir di belakangnya (haha).
ERK lalu mangung dan langsung bawain lagi Rahim Ibu. Langsung jleb nggak tuh?
Tak lama, lagu Putih pun menggaung. Lagu kematian dengan durasi yang panjang tak lantas membuat penonton berhenti bernyanyi. Sampingku aja apal banget lagunya.
Selain putih, lagu Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Sebelah Mata, Di Udara, Pasar Bisa Diciptakan, Kelakuan Remaja di Era Informatika dan Desember mengalun merdu. Di sepanjang ERK nyanyi, pentonton nggak berhenti buat nyanyi bareng.
Pas ERK bilang lagu Desember (seingetku sih Desember) adalah lagu penutup, rasanya nggak rela. Masih mau nonton lagi. Bang Cholil, nyanyi lagi dong! Aku masih belum puas!
A Day of My Life
Finally, salah satu wishlist-ku nonton ERK lagi dari jarak dekat bisa keturutan setelah gagal nonton ERK di Tebing Breksi. Next, pengen nonton konsernya ERK. Aduh, ngebayangin aja udah terharu!
Walaupun harus hujan-hujanan, baju basah karena hujan dan keringat yang membuatku seperti cilok, but, thanks to Lokananta Reload. Akhirnya aku keturutan nonton konser, nggak cuma ERK tapi juga Padi Reborn dan Endah Laras. Payungku juga selamat sampai akhir konser (hey Payung, ternyata kita jodoh!)
Thanks juga Mbak Wik udah jadi partner nonton konser dan fotonya aku minta.
Really a day of my life!
Yuk, Merajut Liburan Impian Bareng Traveloka! - Elang Cahaya Senja
[…] Syahdu nan Menggebu! Menikmati Lokananta Reload di Bawah Guyuran Hujan […]
Rimpang Efek Rumah Kaca: Mengakar Liar, Tumbuh Serupa Gulma - Elang Cahaya Senja
[…] Syahdu nan Menggebu! Menikmati Lokananta Reload di Bawah Guyuran Hujan […]