Tahukah Anda kalau setiap anak memiliki fase yang Anda kenal dengan nama golden age? Di masa keemasan ini, tumbuh kembang anak bisa lebih optimal dengan catatan anak harus mendapatkan support yang optimal.
Artinya, kekosongan peran orang tua memiliki pengaruh penting dalam tumbuh kembang anak. Mulai dari sifat hingga tingkah laku anak.
Karena hal itu, jangan skip informasi berikut ini!
Mengenal Apa itu Golden Age
Masa keemasan pada anak terjadi ketika anak berusia 0–5 tahun. Tapi, mengapa anak usia 0–5 tahun disebut masa keemasan golden age? [1]
Sebelum pertanyaan tersebut terjawab, Anda perlu tahu bahwa 1000 hari pertama untuk setiap anak adalah fase kritis. Pada fase ini, tepatnya hingga anak berusia 2 tahun, perkembangan otak mencapai 80% dari otak orang dewasa.[2]
Artinya, anak mengalami fase tumbuh kembang yang lebih kompleks. Anak akan mulai berpikir secara kritis dan mengalami tumbuh kembang yang akan menjadi blueprint ketika anak dewasa.[3]
Perkembangan yang terjadi dalam usia keemasan anak mencakup tentang perkembangan [4]:
- Fisik.
- Motorik.
- Intelektual.
- Emosional bahasa dan sosial.
Jadi, disebut golden age karena pada usia 0–5 tahun, anak akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat.
Bagaimana Sebaiknya Mengoptimalkan Masa Keemasan Anak?
Orang tua memiliki peranan penting dalam pengoptimalan tumbuh kembang anak seperti yang disinggung dalam golden age journal.
Ini karena otak anak berkembang secara pesat sehingga menjadi lebih kritis dan menjadi serba ingin tahu. Tanpa panduan atau bimbingan dari orang tua, tentu anak akan menangkap apa saja tanpa tahu apa itu benar atau salah.
Lantas, apa yang harus dilakukan pada masa golden age?
Sebagai orang tua, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini agar tumbuh kembang anak lebih optimal.
1. Menyediakan Nutrisi yang Cukup
Nutrisi memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak terutama untuk anak yang memasuki masa keemasan. Otak akan bekerja ekstra keras, mulai dari mengenal benda sekitar, mengingat hingga mengatur emosi. Karena hal tersebut, otak membutuhkan nutrisi sebanyak 20% dari nutrisi harian tubuh.[5]
Lalu, jenis makanan apa yang cocok untuk anak?
Di masa Golden age, Anda bisa menyediakan jenis makanan seperti ikan, brokoli dan buah berry (strawberry, blueberry, raspberry). Makanan-makanan tersebut bisa membantu meningkatkan kemampuan mengingat dan kognitif anak.
Bahan makanan lain yang bisa Anda siapkan agar nutrisi anak terjaga, di antaranya [6]:
- Kalsium untuk menguatkan tulang seperti susu dan yogurt.
- Protein untuk membangun otot anak seperti pada keju, daging dan telur.
- Karbohidrat sebagai sumber energi seperti di kentang, gandum, apel.
- Zat besi agar tidak anemia seperti di daging kambing dan bayam.
- Lemak esensial untuk membantu menyerap vitamin seperti di kacang-kacangan, ikan dan alpukat.
Jika anak mendapatkan nutrisi yang baik, bukan hanya badannya saja yang lebih sehat tapi emosi anak juga akan ikut terjaga.[7]
2. Melakukan Aktivitas untuk Pembentukan dan Perkembangan Kognitif Anak
Pada masa golden age, Anda perlu mengajak anak untuk beraktivitas, misalnya mengajak anak bermain sesuai usianya. Tujuannya agar kognitif anak terbentuk dan berkembang.[8]
Perkembangan kognitif ini berkaitan dengan panca indra. Jadi, lewat aktivitas tersebut, panca indra anak bisa lebih terasah, bahkan mengajarkan anak untuk berpikir dan mencari solusi.
Selain mengajak anak bermain puzzle atau balok, Anda juga bisa mengajak anak untuk berkunjung ke tempat baru. Seperti taman bermain, kebun binatang, hutan wisata. Dengan begitu, anak bisa mendapatkan pengalaman baru yang baik untuk tumbuh kembangnya.
3. Mengajak dan Berkomunikasi yang Baik dengan Anak
Komunikasi yang baik antara anak dan orang tua ternyata memiliki efek positif bagi tumbuh kembang anak lho!
Hal tersebut terdapat dalam jurnal Parent and Child Communication Patterns in Early Childhood Emotional Social Development yang dirilis di Atlantis Press. Dalam jurnal yang ditulis oleh Nuzulul Hidayah, dkk menyebutkan, pola komunikasi yang efektif bisa membuat anak lebih empati, simpati, jujur bahkan bisa berinteraksi secara terbuka dengan orang tuanya.[9]
Tentu dalam jangka panjang, dengan pola komunikasi yang tepat, perkembangan emosi anak akan menjadi lebih stabil. Jika Anda bingung, Anda bisa mencoba untuk mendengarkan apa yang anak Anda ceritakan, memberi tanggapan dan semangat.
Hindari untuk mengucapkan kata-kata yang menjatuhkan mental anak. Seperti kata-kata yang menyalahkan atau judging.
4. Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak
Di usia keemasan, perkembangan anak seperti kemampuan bahasa bisa terbentuk dan berkembang dengan pesat. Memang, awalnya anak Anda tidak akan mengerti. Akan tetapi, lama kelamaan, anak akan mulai mengenali suara, menambah kosa kata hingga berbicara.
- Ajak anak untuk berbicara. Anda bisa menggunakan bahasa singkat yang mudah untuk anak mengerti.[10]
- Bernyanyi.
- Merespons apa yang anak Anda lakukan dan katakan terutama saat anak Anda belum bisa berbicara.[11]
- Membacakan buku. Anda bisa melakukan read aloud agar anak Anda menjadi lebih tertarik.
Agar perkembangan lebih optimal, Anda perlu melakukan aktivitas di atas setiap hari.
5. Meletakkan Tanaman dalam Ruangan
Jangan salah, meletakkan tanaman di dalam ruangan ternyata bisa membantu menstimulasi perkembangan anak saat masa keemasan lho!
Tanaman seperti pakis boston bisa membantu membersihkan udara dalam ruangan. Ketika udara ruangan terjaga, maka sistem pernafasan si kecil pun akan terjaga. Hal ini tentu sangat baik untuk tumbuh kembang anak.[12]
6. Melakukan Aktivitas untuk Meningkatkan Motorik Anak
Motorik berperan penting dalam aktivitas anak. Ketika anak memiliki motorik yang baik, maka anak bisa bergerak dan melakukan aktivitas yang mereka suka.[13]
Karena hal tersebutlah, stimulasi baik motorik kasar ataupun halus perlu Anda lakukan sejak dini atau saat golden age.
Proses stimulasi motorik bisa Anda mulai dari hal paling sederhana. Misalnya bertepuk tangan atau menempelkan sesuatu ke kertas, memegang sendok, melepas dan mengancingkan baju.[14]
Menstimulasi motorik anak juga bisa dengan membangun kreativitas anak. Biarkan anak berkreasi seperti menggambar atau menyusun balok. Setelah itu, Anda bisa memberikan pujian ketika anak Anda selesai berkreasi.
Seiring bertambahnya usia anak, Anda bisa mulai mengajak untuk melakukan aktivitas yang lebih berat. Misalnya berlari, berenang, memanjat, melompat, mendaki. Dengan begitu, motorik kasar anak akan terbentuk dengan baik.
7. Kenali Gangguan dan Potensi Anak
Setiap anak punya kekurangan dan kelebihan.
Sebagai orang tua, Anda perlu tanggap untuk tahu apa yang anak Anda alami, termasuk gangguan seperti speech delay. Ketika gangguan tersebut bisa Anda ketahui lebih dini, Anda bisa melakukan konsultasi ke dokter spesialis untuk mencari jalan keluarganya.
Agar Anda tidak terlambat mendeteksi permasalahan perkembangan pada anak, simak tahapan perkembangan anak berikut [15][16]:
0-1 Bulan:
Berat badan bayi berkurang sekitar 10% di hari ke-2 pasca lahir. Setelah itu, berat badan akan bertambah sekitar 30 gr per harinya.
Panjang badan bertambah 3-4 dalam 1 bulan dan lingkar kepala bertambah hingga 2,5 cm. Sedangkan untuk mata, mata bayi belum fokus dan terlihat juling.
1-3 Bulan:
Berat bayi bertambah sekitar 680–910 gr per bulan, panjang bertambah sekitar 2,5 cm per bulan dan lingkar kepala bertambah 1,25 cm per bulan.
Di usia ini, bayi bisa tengkurap dan mengangkat kepala dan dada. Mata bisa merespons, bisa memainkan kaki, membedakan suara, mencoba meraih benda menggantung. Bayi juga bisa memasukkan jari ke mulut, menggenggam benda, membuka dan menutup jari.
4-6 Bulan:
Berat badan 2x lipat dari berat badan saat lahir, panjang badan bertambah 1,25–2,5 cm, lingkar kepala bertambah 1,25 cm per bulannya. Tidak hanya itu, di usia ini, bayi sudah bisa diajak berbicara, bermain, kontak mata, berguling dari posisi telentang atau sebaliknya, mengoceh. Bayi juga bisa duduk sambil disangga dan kakinya bisa dijejakkan ke tanah.
7-9 Bulan:
Berat badan bertambah sekitar 450 gr per bulan, tinggi bertambah 1,25 cm, lingkar kepala bertambah 0,6 cm per bulannya.
Untuk aktivitas, bayi sudah bisa merangkak sambil mendorong badannya, duduk sendiri tanpa Anda pegangi, belajar berdiri, mengangkat sesuatu, mengucap kata dengan jelas. Misalnya mama.
10-12 Bulan:
Berat badan bayi 3x lipat dari berat badan saat lahir, panjang badan serta lingkar kepala bertambah 0,6 cm per bulannya.
Untuk motoriknya, Anda bisa memegang benda, berdiri bahkan berjalan sendiri, menunjuk benda, mengemut makanan, memberikan respons. Misalnya menolak sesuatu dan berkata ya atau tidak.
1 Tahun:
Anak bisa berdiri sendiri walau tidak lama, berguling sendiri, mengucapkan keinginannya, bubbling, melambaikan tangan, makan sendiri walaupun berantakan dan berpindah posisi. Misalnya dari berbaring lalu duduk lalu berdiri lalu duduk lagi.
Secara kognitif, anak sudah bisa mengerti tentang sesuatu sehingga bisa mengucapkan keinginannya. Sedangkan secara emosial, anak sudah bisa memberikan respons seperti menjadi pemalu jika ada orang baru.
2 Tahun:
Di usia ini, anak sudah bisa melompat, menendang dan melempar bola, ucapannya lebih jelas, sikat gigi sendiri, memegang benda seperti pensil, menunjuk dan mengucapkan sesuatu. Misalnya teman yang kerap ia temui, kerabat dan bagian tubuh.
Secara kognitif, anak sudah mengetahui perbedaan waktu seperti sekarang, mencuci tangan bahkan berfantasi dengan mainannya. Di usia 2 tahun, sebagian anak sudah mandiri tapi ada kalanya tetap butuh bantuan, misalnya saat memakai baju atau celana.
3 Tahun:
Anak bisa melompat lebih jauh, menyebutkan warna, menghitung hingga 10, tahu kata kerja misalnya main dan kerja, coretan semakin jelas, makan sendiri. Untuk perkataan, anak bisa menyusun dan mengucap 2-4 kata dalam 1 kalimat.
Secara kognitif, anak sudah bisa mengingat nama, usia, jenis kelamin, angka, huruf. Anak juga bisa mengikuti 2-3 instruksi misalnya, “Ambil mainannya dan simpan di lemari ya.”
Tidak hanya itu, di usia 3 tahun, anak menjadi lebih mandiri dari sebelumnya. Misalnya mengenakan pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
4 Tahun:
Di usia ini, anak akan lebih mandiri. Mereka bisa memakai bajunya sendiri, sikat gigi hingga menyiapkan camilan sendiri. Anak juga mulai bisa bernyanyi, menggambar orang, meniru gambar, menceritakan kembali apa yang ia dengar dan baca, menyebutkan 1-4 jenis warna.
Secara kognitif, anak sudah tahu konsep perhitungan, bahkan membedakan antara realita dan fantasi. Akan tetapi, anak tetap melakukan permainan peran, misalnya berpura-pura dengan mainnya hingga membuat teman khayalan.
5 Tahun:
Di usia ini, anak akan semakin mandiri dan aktif. Anak sudah bisa memanjat, jungkir balik, makan sendiri, mengulang cerita, mengangkat 1 kaki selama 1-6 detik. Bahkan, Anda bisa berbagi pikiran dan saling berbagi pendapat karena anak sudah mulai paham, misalnya dengan kondisi sekitarnya.
Selain itu, Anda perlu mengenali sisi plus dan potensi anak Anda. Kemudian, Anda bisa mendukung sebaik mungkin agar potensi anak bisa keluar dengan optimal.
Setiap Anak punya Golden Age yang Berbeda
Setiap anak memiliki masa keemasan yang berbeda dengan pembentukan karakter, sifat dan keahlian yang berbeda. Sebagai orang tua, Anda hanya bisa memberikan yang terbaik dan mengoptimalkan potensi terbaik untuk anak.
It’s okay jika Anda capek dan lelah saat mengasuh anak di masa golden age. Take your time dan yakinlah kalau setiap anak punya potensi dan pace yang berbeda. Jadi, jangan khawatir ya Moms and Dads!